NARASI SASTRA, CITRA PEREMPUAN PRIBUMI DAN GERAKAN FEMINIS PRA KEMERDEKAAN

  • Agus Sulton dan Adrika Fithrotul Aini UNHASY

Abstract

Sebelum kemerdekaan Indonesia, organisasi-organisasi perempuan sudah cukup berkembang. Secara keseluruhan tujuan utama organisasi tersebut adalah membangun kekuatan harkat dan martabat sebagai perempuan. Dalam konteks pra kemerdekaan, diskriminasi perempuan umum dijumpai di dalam kehidupan sosial, seperti pergundikan, minimnya akses terhadap pendidikan, upah kerja yang murah, pembatasan akses di sektor publik, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap sisi lain, bahwa perlawanan terhadap diskriminasi perempuan tidak hanya lahir dari organisasi perempuan, tetapi Mas Marco menciptakan teks-teks sastra yang bertujuan untuk membuka kesadaran identitas perempuan terhadap pembaca dan mengecam keras bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Hasil penelitian ini menemukan, bahwa teks-teks pemahaman menyoal perempuan cukup efektif disajikan melalui bentuk sastra. Sastra dengan leluasa menyajikan narasi tokoh perempuan panutan yang konteksnya tidak jauh dari peristiwa pembacanya. Teks-teks sastra Mas Marco bisa menjadi modal pembacanya untuk akumulasi di dunia kontekstual. Jadi, kekuatan gerakan perempuan tidak hanya dilakukan dalam bentuk organisasi terstruktur tetapi menyajikan teks narasi sastra sama-sama mempunyai potensi untuk menciptakan kesadaran pada seseorang.

References

Beasley, Chris. (1999). What is Feminism? An Introduction to Feminist Theory. London: SAGE Publications Ltd.
Chambert-Loir, Henri. (2018). Sastra dan Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Chodorow, Nancy J. (1989). Feminism and Psychoanalytic Theory. New Haven: Yale University Press.
Davis, Joseph. E. (2002). Narrative and Social Movement: The Power of Stories. Dalam buku Stories of Change: Narrative and Social Movements. New York: State University of New York Press.
Hartanto, Agung Dwi. (2017). Doenia Bergerak: Keterlibatan Mas Marco Kartodikromo di Zaman Bergerakan (1890-1932). Temanggung: Kendi.
Hellwig, Tineke. (2007). Citra Kaum Perempuan di Hindia Belanda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kartodikromo, Mas Marco. (1914). Mata Gelap. Bandung: Drunkkerij Insulinde.
Kartodikromo, Mas Marco. (1918). Sair Rempah-Rempah. Semarang: Drunk N.V. Sinar Djawa.
Kartodikromo, Mas Marco. (1919). Student Hidjo. Semarang: Drunkkerij Masman & Stroink.
Kartodikromo, Mas Marco. (2008). Matahariah, dalam Karya-Karya Lengkap Mas Marco Kartodikromo editor Agung Dwi Hartanto. Jakarta Pusat: I:BOEKOE.
Kowani. (1978). Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Martyn, Elizabeth. (2005). The Women’s Movement in Post-Colonial Indonesia: Gender and in a New Democracy. London: Rouletge.
Prakosa, Abel Jatayu. (2017). Diskriminasi Rasial di Kota Kolonial Salatiga 1917-1942. Semarang: Sinar Hidoep.
Setiono, Benny G. (2008). Tionghoa dalam Pusaran Politik. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Stuers, Cora Vreede De. (1960). The Indonesian Woman: Struggles and Achievements. New York: Mouton & Co.
Sulton, Agus. (2021). Indonesian Sastra Liar: Political Strategies of Social Movements in Indonesia. Jurnal Sastra Indonesia , 10 (2), 85-92.
Sulton, Agus. (2021). Konvergensi Identitas Mas Marco Kartodikromo: Proses Membingkai Narasi Sastra dalam Gerakan Sosial. KODE: Jurnal Bahasa , 10 (3), 1-20.

Majalah dan Surat Kabar
Doenia Bergerak, 31 Januari 1914
Sinar Hindia, 21 September 1918
Pemimpin, No.2, 10 Juli 1921
Soeara Kita, 17 Januari 1925
Published
2022-04-09