Karakter Kebangsaan dalam Sejarah Nahdatul Wathan: Tinjauan Wacana Kritis

  • Khirjan Nahdi Khirjan Universitas Hamzanwadi
Keywords: karakter kebangsaan, nahdlatul wathan, wacana kritis

Abstract

Kajian ini bertujuan menemukan karakter kebangsaan dalam sejarah Nahdaltul Wathan (NW) menurut pendekatan analisis wacana kritis. Data kajian dikumpulkan melalui identifikasi dan pencatatan sejarah NW dalam buku dokumen sejarah NW. Data dianalisis menurut tiga aspek dalam analisis wancana kritis: posisi teks, siapa yang diuntungkan, dan konteks sejarah ketika teks sejarah. Selain tiga aspek dalam analisis wacana kritis, analisis didukung oleh analisis sejarah melalui penafsiran dan pemahaman. Melalui proses tersebut, fase sejarah NW terbagi dalam empat fase sejarah, yakni fase perebutan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang ditandai keinginan merdeka; fase mengisi kemerdekaan era Orde Lama; fase mengisi kemerdekaan Orde Baru; dan fase mengisi kemerdekaan era Reformasi hingga sekarang. Teks sejarah NW pada setiap fase diposisikan sebagai tujuan dan alat. Tujuan Indonesia adalah  merdeka, mengisi kemerdekaan dengan kejelasan bentuk negara, membangun bangsa, dan menjadi negara modern. Tentu saja tujuan ini tidak bisa dicapai jika tidak diperkuat dengan instrumen. Pendidikan dan berbagai struktur-insfrastrukturnya adalah alat pembangunan yang harus diperkuat dalam pembangunan pada setiap fase sejarah. NW sebagai khazanah lokal ikut dalam pencapaian tujuan dan alat tersebut. Keuntungan terbesar menjadi milik masyarakat dan bangsa. Masyarakat menjadi komunitas yang difasilitasi oleh pemerintah dan pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Konteks Lombok, NTB, dan Indonesia adalah Indonesia yang merdeka, membangun, dan menjadi bagian dunia modern. Disimpulkan bahwa, NW dan Indonesia memiliki kesejajaran sejarah. Proses pengetahuan, kesadaran, dan tindakan moral sebagai proses pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan dengan memahami sejarah NW.

 

References

Davis, Regina Williams. 2015. “Critical Discourse Analysis as an Interdisciplinary Research Methodology for Interdisciplinary, Intercultural and an Inter-Institutional Assessment Tool for Student-Perceived Learning Compared with Instructor-Perceived Teaching of Interdisciplinary Online.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 177(July 2014):278–83.
Dijk, Teun A. van. 1993. “The Role of Discourse Analysis in Society.” Pp. 1–8 in Handbook of Discourse Analysis. Vol. 4. London: Academie Press.
Fairclough, N. 1992. Discourse and Social Change. Cambridge: Polity Press.
Fattah, Abdul, Dkk. 2017. Dari NAHDLATUL WATHAN Untuk INDONESIA Perjuangan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (1908-1997).
Ferdiawan, Erick and Wira Eka Putra. 2013. “Esq Education for Children Character Building Based on Phylosophy of Javaness in Indonesia.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 106:1096–1102.
Fogg, Kevin W. 2019. “Making an Indonesian National Hero for Lombok: The Shifting Category of Pahlawan Nasional.” Indonesia and the Malay World 47(137):1–22.
Janks, Hilary. 1997. “Discourse: Studies in the Cultural Politics of Education Critical Discourse Analysis as a Research Tool Critical Discourse Analysis as a Research Tool.” Online) Journal Politics of Education.
Jordan, Seth. 2017. “When Nationalism Rears Its Ugly.”
Kirschenbaum, Howard. 1994. 100 Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth Settings.
Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah. Fisrt. Yogyakarta: Tiara Wacana.
van Leeuwen, Theo. 2008. Discourse and Practice: New Tools for Critical Analysis. New York: Oxford University.
Lewis and Bernard. 2009. Sejarah. edited by B. A.Widianto. Yogyakarta: Ombak.
Lickona, Thomas. 2013. Educating for Character (Edisi Indonesia: Mendidik Untuk Membentuk Karakater, Alih Bahasa Oleh: Wmaungo, Juma Abdu). 2nd ed. edited by U. Wahyudin. Bandung: Bumi Aksara.
Mei-Ju, Chou, Yang Chen-Hsin, and Huang Pin-Chen. 2014. “The Beauty of Character Education on Preschool Children’s Parent-Child Relationship.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 143:527–33.
Muladi. 2019. “Wawasan Kebangsaan Prasyarat SDM Unggul.” Suaramerdeka.Com (May 2018):2018–21.
Myers, John W. 2010. “The Way I See It: Saluting the Flag Is Not Enough.” Interactions 17(4):9.
Nahdi, Khirjan. 2013. “Dinamika Pesantren Nahdlatul Wathan Dalam Perspektif Pendidikan, Sosial, Dan Modal.” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman Vol 7(No 2).
Pane, Murty Magda and Rina Patriana. 2016. “The Significance of Environmental Contents in Character Education for Quality of Life.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 222:244–52.
Pei, Minxin. 2010. “The Paradoxes of American Nationalism.” Foreign Policy 136(136):30–37.
Ricklefs, M. C. 1998. A History of Modern Indonesia. sixth. edited by U. Press. Yogyakarta.
Sanauddin, Noor. 2015. “Proverbs and Patriarchy: Analysis of Linguistic Sexism and Gender Relations among the Pashtuns of Pakistan.” University of Glasgow.
Silanoi, Ladda. 2012. “The Development of Teaching Pattern for Promoting the Building up of Character Education Based on Sufficiency Economy Philosophy in Thailand.”
Smith, Anthony D. 2014. “Nationalism in the Late Twentieth Century.” Nations and Nationalism since 1780 163–92.
Wodak, R. and M. Meyer. 2001. Methods of Critical Discourse Analysis. London: Sage.
Zhang, Wang. 2008. “National Humiliation , History Education , and the Politics of Historical Memory : Patriotic Education Campaign in China.” International Studies Quarterly 52(4):783–806.
Zuchdi, Darmiyati, Prasetya, Zuhdan Kun, Masruri, Muhsinatun Siasah. 2013. Model Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran Dan Pengembangan Kultur Sekolah. 1st ed. Yogjakarta.
Published
2020-04-23
Section
Articles