Bahasa Figuratif dan Citraan dalam Cerpen Hujan, Senja, dan Cinta Karya Seno Gumira
Abstract
Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang khas karena berbeda dengan pemakaian bahasa sehari-hari. Kekhasan ini tentu memiliki fungsi tersendiri dalam sebuah penulisan karya sastra. Cerpen Hujan, Senja, dan Cinta karya Seno Gumira Adjidarma mengandung gaya bahasa yang mampu membuat pembaca terpesona oleh kepintarannya mengolah kata demi kata dalam cerpennya. Kajian stilistika yang dikhususkan pada bahasa figuratif dan citraan dalam cerpen HSC menunjukkan bahwa terdapat banyak gaya bahasa yang digunakan Seno untuk mengemas cerpen tersebut menjadi apik dan menarik. Bahasa figuratif mencakup bahasa kias dan sarana retoris. Bahasa kias yang digunakan Seno dalam cerpennya meliputi gaya bahasa personifikasi, simile, metafora dan metonimi. Sarana retoris yang digunakan Seno meliputi repetisi (aliterasi, kombinasi aliterasi, asonansi, anafora, epistrofa), pleonasme dan hiperbola. Jadi, Seno memakai sarana retoris dengan menggunakan bahasa figuratif. Selanjutnya, citraan yang digunakan Seno dalam cerpen HSC didominasi oleh citraan penglihatan. Selain itu, terdapat pula citraan pendengaran dan citraan gerak atau kinestatik.